Centralpers – Pati|Perayaan Sedekah Bumi merupakan suatu tradisi yang menjadi turun temurun dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Pati. Biasanya, peragaan ini dilakukan satu bulan setelah Hari Raya Idul Fitri, sebagai bentuk wujud rasa syukur masyarakat terhadap sang pencipta. Anggota komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Muntamah pun mendukung masyarakat untuk melestarikan acara Sedekah Bumi sebagai warisan budaya desa.
Muntamah menyampaikan, dalam acara Sedekah Bumi terdapat nilai yang mengajarkan masyarakat untuk meningkatkan kerukunan antar warga. Dimana, setiap warga berkumpul di tempat yang sakral (punden) untuk melaksanakan doa bersama. “Sedekah bumi itu baik untuk dilestarikan karena melestarikan budaya, memberikan edukasi bersosial masyarakat memberikan makanan, meningkatkan rukun warga, terdapat nilai agama yaitu bersedekah,” ucap Muntamah.
Selain itu, peranan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) juga didorong untuk dapat memfasilitasi ataupun promosi sektor kebudayaan. Dirinya pun mengapresiasi inisiatif dari Pemkab untuk bersama-sama dengan pihaknya di komisi D DPRD Pati menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang mengatur tentang Kebudayaan.
Dikatakan oleh Muntamah, Sedekah Bumi juga mengajarkan masyarakat untuk berbagi kepada sesama. Hal tersebut terwujud ketika warga membuat makanan untuk di bawa ke tempat ritual (punden) dan diberikan kepada orang lain.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga sangat mendukung jika pelestarian kebudayaan melalui Sedekah Bumi terus dilaksanakan setiap tahun. “Terkait hiburan rakyat tradisional pada saat sedekah bumi seperti ketoprak, wayang, merupakan sebuah usaha melestarikan budaya,” ungkap Muntamah.(Nyi)