Cilacap, Central Pers – Peringati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, Pemerintah Desa Penyarang melaksanakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan menampilkan Ki Dalang Sikin Hadi Warsono atau lebih dikenal Ki Dalang Sikin Ngesti Karyo dari Cinyawang Patimuan Cilacap yang membawakan lakon “Durna Gemblung” di balai desa Penyarang kecamatan Sidareja kabupaten Cilacap Jawa Tengah pada Sabtu, (17/08/2024).
Sebelum diadakan pagelaran wayang kulit, Pemdes Penyarang melakukan rangkaian acara peringatan HUT RI ke-79 yang meliputi seni budaya dan lomba olahraga diantaranya adalah voli, sepakbola, tenis meja, kasti dan catur.
Hadir dalam malam pagelaran wayang kulit yakni Polsek Sidareja, Kades Penyarang Rasimin beserta seluruh Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, RT/RW dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Kades Penyarang menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam semua kegiatan yang telah dilaksanakan.
Selain itu, Rasimin juga meminta masyarakat desa Penyarang untuk mendukung program desa, salah satunya adalah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang masih belum mencapai target. Banyak kemudahan dan biayanya murah apabila masyarakat mendaftar melalui PTSL, sehingga harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia kegiatan yang diwakili oleh Efi Monawati, A.Md menjelaskan bahwa kegiatan pagelaran wayang kulit merupakan kegiatan untuk memperingati HUT RI ke-79, jelasnya.
Dalam pagelaran wayang kulit, selain membawakan lakon Durna Gemblung, Ki Dalang Sikin Hadi Warsono juga menyertakan Sinden Cilik Laksita Murni Wijayanti yang terlihat beda dengan pentas sebelumnya.
Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa lakon Durna Gemblung menceritakan duka yang terjadi di Dwarawati karena kehilangan Prameswari Dewi Jembawati yang dicuri Patih Kalalodra dari Negeri Perencana Kencana. Prabu Kresna pun bangkit dari Dwarawati untuk mencari Prameswari demi mencari sisik melik agar Wara Sembadra sembuh.
Sementara itu, di Madukara, Raden Janaka didatangi Pendeta Durna yang berkeinginan menyembuhkan penyakit Dewi Sembadra. Durna mengatakan bahwa Wara Sembadra sakit karena disuruh bekerja bersama istrinya, Dewi Wara Srikandi. Kemudian Dewi Srikandi harus dibawa dari Madukara, dan dikembalikan ke Pancalaradya.
Liputan : Muhiran
Editor : Wakil Pimpinan Redaksi