Cilacap, Central Pers – Sambut Hari Jadi Desa Margasari ke-33 dan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-79, Pemerintah desa Margasari kecamatan Sidareja kabupaten Cilacap Jawa Tengah mengadakan berbagai kegiatan. Salah satunya adalah Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk yang menampilkan Ki Dalang Eko Suwaryo dari Kebumen dengan lakon Gatotkaca Winisuda di Balai Desa Margasari pada Kamis, (15/08/2024).
Untuk memeriahkan kegiatan tersebut, sebelumnya diadakan lomba keagamaan yang diprakarsai Fatayat NU Margasari pada Senin (12/08/2024) dan setelah pagelaran wayang kulit juga akan dilaksanakan do’a bersama pada Jum’at (16/08/2024) dan diakhiri upacara 17 Agustus di halaman Kantor desa Margasari.
Hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPRD Kabupaten Cilacap Fraksi PKB Musta’in, Camat Sidareja H. Nugroho Slamet Budi Santosa, S.STP., M.Si beserta Sekcam Rom Muchdlori, S.Ag., MM, Danramil 11/SDR Kapt. Inf. Agus Wantoro, Kapolsek Sidareja AKP Widiyantoro, Kades Margasari Samingun beserta perangkat desa, Paguyuban Kades Kecamatan Sidareja, Paguyuban Sekdes Kecamatan Sidareja, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Kades Margasari menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan peringatan Hari Jadi Desa Margasari Ke-33 dan Menyambut HUT RI ke-79, ungkapnya.
Samingun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat karena telah mendukung kegiatan dari awal hingga akhir, tambahnya.
Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa lakon Gatot Kaca Winisuda menceritakan kisah Gatotkaca, seorang ksatria dari Pringgodani yang memiliki kekuatan dan kesaktian luar biasa. Gatotkaca memiliki otot-otot besar, bisa terbang dan memiliki banyak ajian, seperti Aji Narantaka, Siung Kencana, Brajamusti, Brajalamatan serta Perisai.
Dalam kisah tersebut, Gatotkaca dinobatkan sebagai raja Pringgodani setelah Brajamusti (ayah Arimbi) membela Gatotkaca dalam perkelahian dengan Brajadenta. Kedua raksasa bertarung dengan sekuat tenaga, tetapi tidak ada yang menang. Karena sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, tubuh kedua raksasa tersebut mati dan mulai mengecil, kemudian menyatu dengan tubuh Gatotkaca. Dengan demikian, Gatotkaca memperoleh berbagai ilmu dan kekuatan dari kedua raksasa tersebut.
Kisah Gatotkaca Winisuda mengajarkan kita sebuah perdamaian bisa dicapai melalui dialog dan penyelesaian yang adil yang digambarkan oleh Gatotkaca yang memiliki karakter berani, teguh, cerdik, waspada, gesit, tangkas, trampil, tabah dan bertanggung jawab.
Liputan : Muhiran
Editor : Wakil Pimpinan Redaksi