Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy dan Kasatreskrim AKP Bodia Teja Lelana Bungkam Soal Judi Gembol, Bangga Tangkap Judi Kecil-kecilan? Takut? Ga Ada Nyali?

Semarang, (GMOCT) – centralpers – Polres Semarang menjadi sorotan setelah dua petingginya, AKBP Ratna Quratul Ainy (Kapolres Semarang) dan AKP Bodia Teja Lelana (Kasatreskrim Polres Semarang), memilih bungkam saat dikonfirmasi terkait maraknya praktik judi gembol di wilayah Bawen. Padahal, informasi mengenai perjudian ini telah viral di kalangan masyarakat dan media, khususnya melalui platform GMOCT (Gabungan Media Online dan Cetak Ternama).

Kontroversi bermula dari pemberitaan yang mengangkat tema “Polisi Tangkap Tersangka Judi Kecil-kecilan di Bawen Saat Pagelaran Wayang Kulit, Judi Gembol Tidak Disasar Juga?” dan “Kontroversi Penangkapan Judi di Bawen: GMOCT Soroti Dugaan Tebang Pilih Polres Semarang”. Kedua tema ini menyoroti kontradiksi antara penindakan judi kecil-kecilan dengan pembiaran praktik judi gembol yang lebih besar.

Saat dihubungi melalui WhatsApp, baik AKBP Ratna Quratul Ainy maupun AKP Bodia Teja Lelana tidak memberikan respons terkait kesiapan mereka untuk menurunkan personel Satreskrim Polres Semarang, didampingi awak media dan GMOCT, guna menutup dan menindak perjudian gembol di Dusun Tulung Doplang, Bawen. Padahal, lokasi perjudian ini disebut-sebut selalu ramai pengunjung setiap malam dan seolah tak tersentuh hukum meski telah beberapa kali terjadi pergantian Kapolres.

Ironisnya, kedua petinggi Polres Semarang ini justru terkesan bangga saat anggotanya berhasil menangkap pelaku judi kecil-kecilan yang berlangsung saat pagelaran wayang kulit. Lebih jauh lagi, penangkapan terhadap seorang warga bernama S Bin S dari Srumbung Gunung, Bawen, juga menuai sorotan. Menurut saksi mata, S Bin S hanya menonton pagelaran wayang kulit di Dusun Glodogan, Harjosari, dan tidak terlibat dalam perjudian. Penahanannya meninggalkan duka mendalam bagi istri dan ketiga anaknya yang masih kecil.

Saat berita ini akan ditayangkan dan sedang menunggu klarifikasi dari sang Kapolres Semarang serta Kasatreskrim nya, team liputan khusus GMOCT dihubungi melalui chatting dan telpon WhatsApp oleh Ipda Ashari yang diketahui awal sebagai kasie humas, menyebutkan bahwa mewakili Kapolres bahwa telah melakukan patroli ke arena judi Gembol, akan tetapi ketika ditanya apakah dilakukan penutupan, penangkapan dan penindakan serta pemasangan garis police line, tidak dijawab oleh Ipda Ashari.

Ipda Ashari pun menyatakan bahwa penangkapan dan proses penahanan para tersangka judi dalam pagelaran wayang kulit dusun Glodogan Kelurahan Harjosari Kecamatan Bawen adalah sesuai prosedur, akan tetapi Ipda Ashari kaget saat disebutkan oleh team liputan khusus GMOCT kenapa saat penangkapan judi kecil-kecil an dalam pagelaran wayang kulit tersebut pada tanggal 21 Juni 2025 tidak mengarah ke arena judi Gembol yang notabene tidak terlalu jauh dari lokasi pagelaran wayang kulit tersebut, Ipda Ashari tidak dapat berkata-kata.

Menanggapi situasi ini, tim liputan khusus GMOCT berencana mendatangi Divisi Propam Mabes Polri dan Mabes TNI AD. Mereka akan melaporkan dugaan tebang pilih dalam penindakan judi serta keterlibatan oknum TNI di balik perjudian gembol tersebut. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengungkap kebenaran dan menuntut keadilan atas dugaan ketidakprofesionalan aparat penegak hukum.

#noviralnojustice

#polri

#tni

#judigembol

#polressemarang

Team/Red

GMOCT: Gabungan Media Online dan Cetak Ternama

Editor  :  Chy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *