Pati – centralpers – Hardi Anggota DPRD Pati mengatakan petani menggunakan pupuk organik masih minim. Sebagian besar petani di Pati masih bergantung menggunakan pupuk kimia, baik itu petani padi maupun palawija. Petani beranggapan penggunaan pupuk organik sulit untuk mengendalikan hama. “Jadi, sebetulnya PPL (penyuluh pertanian lapangan) kan sudah menganjurkan untuk menggunakan pupuk organik. Akan tetapi petani (yang menggunakan pupuk organik) ini belum, baru sedikit yang memakai,” ujar Hardi.
Hardi yang juga petani mengaku menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik. la memanfaatkan penggunaan kotoran hewan yang dicampur sekam padi untuk menyuburkan tanaman tebu miliknya. “Kalau saya pakai kotoran ayam pedaging. Kandang, bawahnya dikasih sekam. Setelah 40 hari ayamnya dijual, kotorannya kita manfaatkan untuk pukul jagung, tebu, padi, itu sangat bagus,” jelasnya.
Selain itu dari hasil kunjungan kerja Komisi C DPRD Pati di Cirebon beberapa hari lalu, Hardi mendapatkan oleh-oleh terkait pengolahan sampah organik menjadi pupuk. Pihaknya bersama pemerintah berencana membangun sistem pengolahan sampah organik menjadi pupuk.
(Nyi)