Masyarakat Pemalang Desak Kadisdik Bertindak Terkait Program “Inspiring Teacher” dan Beredarnya Foto Mesra Kepala Sekolah dan Guru

Pemalang – centralpers – Dunia pendidikan di Kabupaten Pemalang tengah diguncang isu serius. Sebuah program bertajuk “Inspiring Teacher” yang awalnya dimaksudkan untuk mengangkat semangat dan motivasi tenaga pendidik, kini justru menjadi sorotan dan menuai kontroversi. Masyarakat mempertanyakan integritas program ini, terutama setelah muncul dugaan bahwa acara tersebut dirancang oleh pihak ketiga yang tidak jelas kapasitasnya.

Lebih memprihatinkan lagi, publik dikejutkan dengan beredarnya foto mesra antara seorang kepala sekolah dan seorang guru, yang disebut-sebut terlibat langsung dalam program tersebut. Foto tersebut viral di media sosial dan menimbulkan kegaduhan serta pertanyaan serius soal etika profesional dalam dunia pendidikan.

Pimpinan Redaksi Sahabat Bhayangkara Indonesia (SBI) menjadi salah satu pihak yang paling vokal menyuarakan desakan terhadap Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang. Dalam pernyataan resminya, ia meminta agar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) segera turun tangan dan menertibkan polemik yang berkembang.

“Kami melihat ada hal yang janggal sejak awal. Program ‘Inspiring Teacher’ ini bukan hanya tidak transparan dalam prosesnya, tapi juga terindikasi kuat dirancang oleh pihak luar (orang ketiga) yang tidak memiliki otoritas resmi dalam sistem pendidikan Pemalang,” ujarnya.

Ia menambahkan, bila benar ada campur tangan pihak non-struktural dalam penyusunan kegiatan dinas, maka hal ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran administrasi dan etika birokrasi.

“Acara yang menyasar guru-guru sebagai inspirator harus diselenggarakan secara profesional, transparan, dan tanpa agenda pribadi atau pencitraan. Jika ada aktor di balik layar yang justru mencoreng nama baik institusi, Kadisdik wajib mengevaluasi total,” tegasnya.

Puncak dari kontroversi ini adalah tersebarnya foto yang menampilkan keintiman antara seorang kepala sekolah dan seorang guru. Pose yang dinilai tidak pantas tersebut langsung memicu kemarahan warga dan komunitas pendidikan.

Beberapa aktivis pendidikan menyayangkan tindakan itu. “Ini bukan hanya soal moral pribadi, tapi menyangkut citra pendidik di hadapan siswa, orang tua, dan masyarakat luas. Kepala sekolah dan guru seharusnya menjadi contoh, bukan sebaliknya,” ujar Pimred SBI

Lebih lanjut, meskipun uang sudah di kembalikan beberapa guru mengaku kecewa dengan tidak terealisasinya dan/atau gagalnya program “inspiring teacher”.

Berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh pendidikan, hingga komite sekolah, kini mulai angkat suara. Mereka menyuarakan tuntutan yang sama: evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program “Inspiring Teacher” serta penyelidikan internal terhadap pihak-pihak yang terlibat.

Beberapa poin desakan masyarakat antara lain:

1. Kadisdik diminta melakukan audit internal terkait perencanaan, pelaksanaan, dan anggaran program tersebut.
2. Mengungkap identitas dan peran pihak ketiga yang diduga menjadi perancang acara.
3. Menindaklanjuti secara tegas dugaan pelanggaran etika dan moral oleh kepala sekolah dan guru yang fotonya telah menyebar luas.
4. Menetapkan pedoman dan standar yang jelas untuk kegiatan-kegiatan keprofesian guru ke depan agar tidak ditunggangi kepentingan pribadi.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Kepala Dinas Pendidikan Pemalang terkait polemik ini. Masyarakat berharap Dinas tidak tinggal diam dan segera memberi klarifikasi terbuka, serta menunjukkan komitmen untuk menjaga nama baik pendidikan di Pemalang.

“Ini bukan sekadar kesalahan prosedural, tapi menyentuh marwah dunia pendidikan kita. Jika tidak segera ditangani, kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan bisa jatuh,” ujar salah satu tokoh masyarakat.

Kontroversi ini menjadi pengingat penting bahwa dunia pendidikan adalah ruang publik yang harus dijaga integritasnya oleh semua pihak. Program-program yang bertujuan membangun semangat guru harus bersandar pada nilai-nilai profesionalisme, bukan relasi personal, apalagi jika dibalut dengan pencitraan yang tidak sehat.

Langkah cepat, transparan, dan tegas dari Dinas Pendidikan Pemalang kini menjadi harapan utama masyarakat. Karena hanya dengan itu, kepercayaan publik bisa dipulihkan, dan dunia pendidikan bisa kembali menjadi ruang inspirasi bukan kontroversi.

Sumber  :  Agung SBI

Editor      :  Chy

Exit mobile version